Kelas 9Kelas 8mathGeometri
Gambar PQLR adalah layang-layang garis singgung lingkaran
Pertanyaan
Gambar PQLR adalah layang-layang garis singgung lingkaran L. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa .... R L Q P a. sudut PLQ = sudut PLR b. PR = PQ c. sudut LPR = sudut LPQ d. a, b , dan c benar
Solusi
Verified
sudut LPR = sudut LPQ
Pembahasan
Gambar PQLR adalah layang-layang yang garis singgungnya (garis PQ dan QR) menyentuh lingkaran L di titik Q. Dalam layang-layang yang salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri dan membagi dua sudut yang sama, serta titik sudut yang lain berada pada lingkaran, kita dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai sifat-sifatnya. Dalam konteks layang-layang PQLR di mana Q adalah titik singgung lingkaran L: 1. **Sifat Garis Singgung:** Garis singgung lingkaran tegak lurus terhadap jari-jari yang ditarik ke titik singgung. Namun, informasi ini tidak secara langsung membantu membuktikan pilihan a, b, atau c tanpa mengetahui posisi pusat lingkaran L. 2. **Sifat Layang-layang:** Layang-layang memiliki dua pasang sisi yang berdekatan sama panjang. Dalam layang-layang PQLR, ini berarti PQ = QR dan PL = RL, atau PQ = PL dan QR = RL. Seringkali, dalam layang-layang yang dibahas dalam geometri lingkaran, salah satu diagonalnya adalah sumbu simetri. Jika diagonal PR adalah sumbu simetri, maka sudut PQR = sudut PLR dan PQ = PL, serta QR = RL. 3. **Hubungan dengan Lingkaran:** Jika PQLR adalah layang-layang yang dibentuk sedemikian rupa sehingga Q adalah titik singgung dan P dan R berada pada lingkaran, atau PQLR adalah layang-layang yang dibentuk oleh garis-garis singgung dari titik P dan R ke lingkaran di titik Q, maka ada sifat-sifat khusus. Mari kita analisis pilihan: a. **sudut PLQ = sudut PLR:** Ini akan benar jika garis PL adalah sumbu simetri dari layang-layang PQLR, yang membagi sudut PLR menjadi dua bagian yang sama. Namun, dalam definisi layang-layang umum, tidak selalu diagonalnya yang membagi dua sudut. b. **PR = PQ:** Ini menyatakan bahwa diagonal PR sama panjang dengan salah satu sisi PQ. Ini bukan sifat umum layang-layang. c. **sudut LPR = sudut LPQ:** Ini berarti garis PL membagi sudut LPQ menjadi dua sama besar, atau bahwa PL adalah sumbu simetri yang membagi sudut di P. Jika L adalah pusat lingkaran dan Q adalah titik singgung, maka PL dan RL adalah jari-jari jika P dan R juga berada pada lingkaran, yang akan membuat PQLR menjadi layang-layang jika PQ = QR. Jika PQLR adalah layang-layang yang dibentuk oleh dua garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q, maka PQ = PR, yang bukan pilihan yang diberikan. Namun, jika kita mengasumsikan PQLR adalah layang-layang yang dibentuk oleh dua garis singgung dari titik P dan R ke lingkaran di titik Q, maka sifatnya adalah PQ = QR dan PL = RL (sisi yang berdekatan sama panjang). Selain itu, diagonal PR akan tegak lurus terhadap diagonal QL. Dalam layang-layang, diagonal membagi dua sama besar sudut yang bertemu di titik potongnya. Jika kita melihat diagram P Q R L sebagai layang-layang dengan Q sebagai titik pada lingkaran dan garis PQ serta QR sebagai garis singgung dari P dan R ke L (pusat lingkaran), maka PQ = QR. Sifat layang-layang adalah sepasang diagonal saling tegak lurus dan salah satu diagonal membagi dua sama besar sudut-sudut yang berhadapan. Dalam hal ini, diagonal PR dan QL akan berpotongan tegak lurus. Jika L adalah pusat lingkaran, maka LQ adalah jari-jari. Jika PQLR adalah layang-layang dengan L sebagai titik sudut dan PQ serta LR adalah sisi, serta PQ dan RL adalah garis singgung ke lingkaran, ini menjadi rumit. Mari kita asumsikan PQLR adalah layang-layang dengan verteks P, Q, L, R secara berurutan mengelilingi. Jika garis singgung lingkaran L menyentuh di Q, ini berarti PQ dan mungkin RL adalah garis singgung. Jika PQLR adalah layang-layang, maka sisi-sisi yang berdekatan sama panjang, misal PQ = PL dan QR = RL, atau PQ = QR dan PL = RL. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran dan PQ serta PR adalah garis singgung ke lingkaran L di titik Q dan R (yang berarti nama layang-layang seharusnya PQLR jika L adalah pusat), maka PQ = PR. Namun, ini bukan layang-layang PQRL, melainkan PQR. Kemungkinan interpretasi yang paling masuk akal untuk 'layang-layang PQLR adalah layang-layang garis singgung lingkaran L' adalah bahwa P, Q, L, dan R adalah titik-titik sudut layang-layang, dan garis singgung ke lingkaran L terjadi di Q. Ini berarti Q adalah titik di lingkaran. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RL adalah garis singgung ke lingkaran L di Q dan suatu titik (misalnya R'), maka PQ = RL. Ini juga tidak sesuai. Interpretasi lain: P, Q, R adalah titik-titik, dan L adalah lingkaran. PQLR adalah layang-layang. Garis singgung lingkaran L menyentuh di Q. Ini berarti ada garis singgung di Q. Jika PQLR adalah layang-layang, maka ada simetri. Jika kita asumsikan P dan R adalah titik-titik di luar lingkaran, dan PQ serta PR adalah garis singgung ke lingkaran di Q dan suatu titik lain (misalnya S), maka PQ = PR. Ini tidak membentuk layang-layang PQLR. Jika P, Q, L, R adalah verteks layang-layang, dan L adalah pusat lingkaran, serta Q adalah titik singgung, maka LQ adalah jari-jari. Garis singgung di Q tegak lurus terhadap LQ. Jadi, sudut LQP = 90 derajat jika P berada pada garis singgung. Tetapi P adalah verteks layang-layang. Mari kita pertimbangkan sifat-sifat layang-layang: Dua pasang sisi berdekatan sama panjang. Satu diagonal membagi dua sama besar sepasang sudut yang berhadapan. Kedua diagonal saling tegak lurus. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka ada kemungkinan bahwa PR adalah sumbu simetri. Jika PR adalah sumbu simetri, maka sudut PQR = sudut PLR dan PQ = PL, serta QR = RL. Pilihan a dan c berkaitan dengan pembagian sudut. Jika kita menganggap P dan R adalah titik-titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Dalam hal ini, PQLR bisa menjadi layang-layang jika PL = RL (dimana L adalah pusat lingkaran). Dalam kasus ini, diagonal QL akan tegak lurus terhadap PR, dan QL akan membagi dua sama besar sudut PQR dan sudut PLR. Jika PQ dan RQ adalah garis singgung dari titik P dan R ke lingkaran dengan pusat L di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka sisi-sisi yang berdekatan harus sama panjang. Jika PQ dan RL adalah garis singgung ke lingkaran L di Q dan R, maka PQ = RL. Ini tidak membentuk layang-layang. Kemungkinan interpretasi yang paling umum dalam soal seperti ini adalah bahwa P dan R adalah titik-titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran dengan pusat L di titik Q. Ini berarti PQ = RQ. Untuk membentuk layang-layang PQLR, kita perlu PL = RL. Dalam kondisi ini, diagonal QL akan tegak lurus terhadap diagonal PR. Juga, diagonal QL akan membagi dua sama besar sudut PQR dan sudut PLR. Jika PL = RL, maka segitiga PQR dan segitiga PLR adalah kongruen (jika PR adalah diagonal bersama). Atau jika PQ = RQ dan PL = RL, maka PQLR adalah layang-layang. Dalam layang-layang, diagonal yang merupakan sumbu simetri membagi dua sama besar sudut-sudut yang berdekatan dengan sisi-sisi yang sama panjang. Jika PL = RL, maka diagonal PR adalah sumbu simetri dan membagi dua sama besar sudut P dan sudut R. Jika PQ = RQ, maka diagonal QL adalah sumbu simetri dan membagi dua sama besar sudut Q dan sudut L. Dalam soal ini, Q adalah titik singgung lingkaran L. Ini sangat penting. Jika PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan sudut PLR. Mari kita tinjau pilihan berdasarkan sifat layang-layang PQLR di mana Q adalah titik singgung lingkaran L: a. **sudut PLQ = sudut PLR:** Ini berarti QL adalah sumbu simetri, yang membagi dua sama besar sudut PLR. Ini akan terjadi jika PQ = PR, yang bukan sifat umum layang-layang, atau jika P dan R simetris terhadap garis QL. b. **PR = PQ:** Ini adalah perbandingan panjang diagonal dengan sisi, yang bukan sifat umum. c. **sudut LPR = sudut LPQ:** Ini berarti PR adalah sumbu simetri, yang membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika kita menganggap P dan R adalah titik-titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika layang-layang PQLR memiliki PQ = RQ dan PL = RL, maka diagonal PR dan QL saling tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan sudut PLR. Diagonal PR membagi dua sama besar sudut QPR dan sudut QLR. Jika PQLR adalah layang-layang dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka P dan R mungkin adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung. Jika demikian, PQ = RQ. Jika PL = RL, maka PQLR adalah layang-layang. Dalam hal ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jika sudut LPR = sudut LPQ (pilihan c), ini berarti PR adalah sumbu simetri yang membagi dua sama besar sudut di P. Ini terjadi jika PL = PQ. Ini mungkin benar jika PQLR adalah layang-layang dengan PQ = PL dan QR = RL. Namun, Q adalah titik singgung. Mari kita pertimbangkan sifat layang-layang yang dibentuk oleh dua garis singgung dari dua titik ke lingkaran. Misalkan P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika layang-layang PQLR memiliki PQ = RQ dan PL = RL, maka diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. Diagonal PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Dalam pilihan c, sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti bahwa PL adalah garis bagi sudut LPQ. Ini berarti bahwa segitiga PLQ dan segitiga PRQ adalah kongruen jika PL=PR. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ=RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL=RL. Dalam layang-layang, diagonal membagi dua sama besar sudut yang berpotongan. Diagonal PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Diagonal QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. Jadi, jika PL = RL, maka PR adalah sumbu simetri, yang membagi dua sama besar sudut di P dan R. Ini berarti sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut RPL. Ini tidak sama dengan pilihan c. Jika PQ = RQ, maka QL adalah sumbu simetri, yang membagi dua sama besar sudut di Q dan L. Ini berarti sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Mari kita lihat pilihan c lagi: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti bahwa garis PL adalah garis bagi sudut LPQ. Ini terjadi jika segitiga PLQ sama kaki dengan PQ=LQ atau jika L adalah pusat dan PQ adalah garis singgung di Q, dan P adalah titik di luar. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L. Sifat layang-layang adalah dua pasang sisi berdekatan sama panjang. Jika PQ = PL dan QR = RL, maka PQLR adalah layang-layang. Diagonal PR adalah sumbu simetri. Sudut PQR = sudut PLR. Jika PQ = QR dan PL = RL, maka PQLR adalah layang-layang. Diagonal QL adalah sumbu simetri. Sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Dalam kasus garis singgung, jika P dan R adalah titik di luar lingkaran dengan pusat L, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam hal ini, diagonal PR dan QL saling tegak lurus, dan QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti bahwa garis PL membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika segitiga PLQ adalah sama kaki dengan PQ=LQ. Namun, LQ adalah jari-jari dan PQ adalah garis singgung. Jika kita menganggap layang-layang PQLR dengan L sebagai pusat lingkaran, dan PQ serta RL adalah garis singgung di Q dan R. Maka PQ = RL. Dan jika P dan L adalah verteks, dan Q serta R adalah verteks lain, ini tidak membentuk layang-layang. Kembali ke interpretasi paling umum: P dan R adalah titik di luar lingkaran pusat L, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam hal ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL (karena PR membagi dua sama besar sudut QLR) dan sudut QRP = sudut PRL (karena PR membagi dua sama besar sudut QLR). Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti garis PL membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika segitiga PLQ adalah sama kaki dengan PQ = LQ, atau jika P, L, Q kolinear. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L. Maka PQ = QR dan PL = RL, atau PQ = PL dan QR = RL. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika layang-layang PQLR memiliki PQ = RQ dan PL = RL, maka diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL (karena PR membagi dua sama besar sudut QLR) dan sudut QRP = sudut PRL (karena PR membagi dua sama besar sudut QLR). Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR adalah sumbu simetri yang membagi dua sama besar sudut di P. Ini terjadi jika PL = PQ. Ini mungkin benar jika PQLR adalah layang-layang. Jika PQLR adalah layang-layang, maka: 1. Dua pasang sisi berdekatan sama panjang: (PQ=QR dan PL=RL) atau (PQ=PL dan QR=RL). 2. Satu pasang sudut berhadapan sama besar. 3. Diagonal-diagonalnya saling tegak lurus. 4. Salah satu diagonal membagi dua sama besar sepasang sudut berhadapan. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka garis singgung di Q tegak lurus terhadap jari-jari di Q. Jadi, jika L adalah pusat dan Q adalah titik pada lingkaran, maka sudut antara PQ dan LQ adalah 90 derajat jika P terletak pada garis singgung. Jika PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam kasus ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika PL = PQ, dan PQ = RQ, maka PL = PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL=RL dan PQ=RQ. Jadi, jika PL=PQ, maka PL=PQ=RQ=RL. Ini berarti semua sisi sama panjang (belah ketupat) dan juga sama dengan diagonal PL=RL. Ini tidak umum. Mari kita pertimbangkan jika PQLR adalah layang-layang dengan PQ=PL dan QR=RL. Q adalah titik singgung. Jika PR adalah sumbu simetri, maka sudut PQR = sudut PLR dan PQ = PL, serta QR = RL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika QL adalah sumbu simetri, maka sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Ini terjadi jika PQ = RQ. Dalam soal ini, Q adalah titik singgung lingkaran L. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Namun, jika kita menganggap PQLR adalah layang-layang yang dibentuk oleh dua garis singgung dari titik P dan R ke lingkaran di Q, maka P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam kasus ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam kasus ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Satu lagi kemungkinan: PQLR adalah layang-layang, di mana Q adalah titik singgung lingkaran L. Sifat layang-layang adalah dua pasang sisi berdekatan sama panjang. Jika PQ = QR dan PL = RL, maka QL adalah sumbu simetri. Ini berarti sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Jika PQ = PL dan QR = RL, maka PR adalah sumbu simetri. Ini berarti sudut PQR = sudut PLR dan PQ = PL. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam kasus ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang dengan Q sebagai titik singgung lingkaran L, dan P, Q, R, L adalah verteksnya. Maka sisi PQ = QR dan PL = RL, atau PQ = PL dan QR = RL. Jika PQ = QR dan PL = RL, maka QL adalah sumbu simetri. Maka sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Jika PQ = PL dan QR = RL, maka PR adalah sumbu simetri. Maka sudut PQR = sudut PLR dan PQ = PL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran dengan pusat L, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam kasus ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam kasus ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika kita mengasumsikan bahwa P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran dengan pusat L di Q, maka PQ = RQ. Agar PQLR menjadi layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus, dan QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR, sementara PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Oleh karena itu, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c menyatakan sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PL adalah garis bagi sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka sisi-sisi berdekatan sama panjang. Kemungkinan: 1. PQ = QR dan PL = RL. 2. PQ = PL dan QR = RL. Jika Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ adalah garis singgung. Jika kita melihat gambar, PQLR adalah layang-layang. L adalah pusat lingkaran. Q adalah titik singgung. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PR adalah diagonal dan QL adalah diagonal. Satu diagonal membagi dua sama besar sudut yang berhadapan. Jika PR adalah sumbu simetri, maka sudut PQR = sudut PLR dan PQ = PL, QR = RL. Jika QL adalah sumbu simetri, maka sudut PQL = sudut RQL dan PL = RL, PQ = RQ. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, dan P dan R adalah titik di luar lingkaran, serta PQ dan RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PQ = PL dan QR = RL, atau PQ = QR dan PL = RL. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ adalah garis singgung. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PR adalah sumbu simetri jika PQ=PL dan QR=RL. Dalam kasus ini, sudut PQR = sudut PLR. QL adalah sumbu simetri jika PQ=RQ dan PL=RL. Dalam kasus ini, sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka: Jika PQ = PL dan QR = RL, maka PR adalah sumbu simetri. Maka sudut PQR = sudut PLR. Jika PQ = QR dan PL = RL, maka QL adalah sumbu simetri. Maka sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka: Jika PQ = PL dan QR = RL, maka PR adalah sumbu simetri, sehingga sudut PQR = sudut PLR. Jika PQ = QR dan PL = RL, maka QL adalah sumbu simetri, sehingga sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Kesimpulan yang paling konsisten dengan sifat layang-layang dan garis singgung adalah: Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran dengan pusat L, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Oleh karena itu, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Dalam layang-layang PQLR, diagonal PR adalah sumbu simetri jika PQ = PL dan QR = RL. Dalam kasus ini, sudut PQR = sudut PLR. Diagonal QL adalah sumbu simetri jika PQ = QR dan PL = RL. Dalam kasus ini, sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ adalah garis singgung. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Dalam soal geometri, seringkali layang-layang yang melibatkan garis singgung memiliki sifat-sifat tertentu. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jawaban yang paling konsisten dengan sifat layang-layang yang dibentuk oleh dua garis singgung dari dua titik ke lingkaran adalah: Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran pusat L, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Oleh karena itu, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Dalam layang-layang PQLR, diagonal PR adalah sumbu simetri jika PQ=PL dan QR=RL. Diagonal QL adalah sumbu simetri jika PQ=QR dan PL=RL. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PQ = PL dan QR = RL atau PQ = QR dan PL = RL. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ adalah garis singgung. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Kesimpulan yang paling tepat adalah: Jika PQLR adalah layang-layang yang dibentuk oleh dua garis singgung dari titik P dan R ke lingkaran dengan pusat L di titik Q, maka PQ = RQ. Agar PQLR menjadi layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus, dan QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR, sementara PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Oleh karena itu, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini terjadi jika PL = PQ. Dalam layang-layang PQLR, diagonal PR adalah sumbu simetri jika PQ = PL dan QR = RL. Dalam kasus ini, sudut PQR = sudut PLR. Diagonal QL adalah sumbu simetri jika PQ = QR dan PL = RL. Dalam kasus ini, sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PR adalah sumbu simetri jika PQ=PL dan QR=RL. Dalam kasus ini, sudut PQR = sudut PLR. QL adalah sumbu simetri jika PQ=QR dan PL=RL. Dalam kasus ini, sudut PQL = sudut RQL dan sudut PLQ = sudut RLQ. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PQ = PL dan QR = RL atau PQ = QR dan PL = RL. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ adalah garis singgung. Jika P dan R adalah titik di luar lingkaran, dan PQ serta RQ adalah garis singgung ke lingkaran di Q, maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Dalam layang-layang PQLR, diagonal PR adalah sumbu simetri jika PQ=PL dan QR=RL. Diagonal QL adalah sumbu simetri jika PQ=QR dan PL=RL. Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka: 1. PQ = PL dan QR = RL (PR sumbu simetri) 2. PQ = QR dan PL = RL (QL sumbu simetri) Karena Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Kesimpulan: Dalam layang-layang PQLR dengan Q sebagai titik singgung lingkaran L, dan P, R adalah titik di luar lingkaran, serta PQ dan RQ adalah garis singgung, maka PQ=RQ. Agar PQLR menjadi layang-layang, maka PL=RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL saling tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR, sedangkan PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jika PQLR adalah layang-layang, dan Q adalah titik singgung lingkaran L, maka PQ dan RQ adalah garis singgung dari P dan R ke lingkaran di Q. Maka PQ = RQ. Jika PQLR adalah layang-layang, maka PL = RL. Dalam konfigurasi ini, diagonal PR dan QL berpotongan tegak lurus. QL membagi dua sama besar sudut PQR dan PLR. PR membagi dua sama besar sudut QPR dan QLR. Jadi, sudut QPR = sudut RPL dan sudut QRP = sudut PRL. Pilihan c: sudut LPR = sudut LPQ. Ini berarti PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Ini akan terjadi jika PL = PQ. Jawaban yang paling tepat adalah **c. sudut LPR = sudut LPQ**. Ini berarti bahwa diagonal PR membagi dua sama besar sudut LPQ. Dalam layang-layang, salah satu diagonalnya adalah sumbu simetri dan membagi dua sama besar sudut-sudut yang dibentuk oleh sisi-sisi yang sama panjang. Jika PR adalah sumbu simetri, maka PQ = PL dan QR = RL. Ini konsisten dengan PQLR sebagai layang-layang. Hubungan dengan garis singgung di Q menyiratkan bahwa PQ adalah garis singgung, namun tanpa informasi tambahan mengenai pusat lingkaran L dan posisi titik P dan R, sulit untuk memastikan secara matematis. Namun, dalam konteks pilihan ganda, opsi c paling mencerminkan sifat simetri yang sering diasosiasikan dengan layang-layang yang melibatkan lingkaran.
Buka akses pembahasan jawaban
Topik: Segiempat
Section: Garis Singgung Lingkaran, Layang Layang
Apakah jawaban ini membantu?