Perhatikan gambar berikut. A x B C D Jika BC=CD , maka sin

Informasi yang diberikan tidak cukup atau terdapat ketidaksesuaian geometris untuk menentukan nilai sin B.

Pembahasan

Dalam segitiga siku-siku ABC, dengan sudut siku-siku di D, kita diberikan bahwa BC = CD. Namun, ini adalah informasi yang tidak mungkin dalam segitiga siku-siku yang valid, karena sisi miring (BC) selalu lebih panjang dari sisi siku-sikunya (CD).

Asumsi ada kesalahan penulisan dan yang dimaksud adalah segitiga siku-siku di C, dengan titik D pada hipotenusa sehingga CD adalah tinggi.

Atau, jika gambar merujuk pada teorema Pythagoras:
Misalkan segitiga ABC siku-siku di A.
Jika BC adalah hipotenusa, maka BC² = AB² + AC².

Jika BC = CD, dan D adalah titik pada BC, maka ini tidak masuk akal dalam konteks segitiga siku-siku standar.

Namun, jika kita mengabaikan ketidaksesuaian ini dan mencoba menafsirkan soal berdasarkan pilihan ganda yang biasanya terkait dengan rasio trigonometri pada segitiga:

Jika kita menganggap segitiga ABC siku-siku di A, dan ada titik D sedemikian rupa sehingga BC = CD, ini masih bermasalah.

Mari kita asumsikan ada kesalahan penulisan pada soal dan yang dimaksud adalah perbandingan sisi pada segitiga siku-siku yang umum.

Jika kita mengasumsikan segitiga ABC siku-siku di A, dan kita perlu mencari sin B, maka sin B = sisi depan sudut B / sisi miring = AC / BC.

Tanpa informasi lebih lanjut mengenai hubungan antara BC dan CD, atau dimensi segitiga lainnya, kita tidak dapat menentukan nilai sin B.

Namun, jika kita menganggap bahwa soal ini mengacu pada konfigurasi di mana ada kesamaan atau proporsi tertentu yang tidak sepenuhnya dijelaskan, dan jika BC = CD menyiratkan rasio tertentu (meskipun secara geometris tidak mungkin jika D adalah titik pada sisi lain), kita tidak bisa melanjutkan tanpa klarifikasi.