Command Palette

Search for a command to run...

Kelas 12Kelas 11Kelas 10mathGeometri Dimensi Tiga

Bidang T.ABC mempunyai alas segitiga siku-siku CAB dengan

Pertanyaan

Bidang T.ABC mempunyai alas segitiga siku-siku CAB dengan sisi AB=AC. Jika TA=5 akar(3) dan tegak lurus pada alas dan BC=10, tentukan besar sudut antara bidang TBC dan alas.

Solusi

Verified

60 derajat

Pembahasan

Bidang T.ABC memiliki alas segitiga siku-siku CAB, dengan CA = CB (karena AB=AC, dan C adalah sudut siku-siku di alas, maka segitiga alasnya adalah segitiga sama kaki siku-siku). Sisi BC = 10. Karena segitiga CAB siku-siku di C dan AB = AC, maka berlaku teorema Pythagoras pada segitiga CAB: AB^2 = AC^2 + CB^2 Karena AB = AC, maka AB^2 = AC^2 + AC^2 = 2*AC^2. Ini salah. Asumsi yang benar adalah alas segitiga siku-siku CAB dengan siku-siku di C, dan sisi AB=AC. Ini berarti sudut A dan sudut B sama besar, yaitu 45 derajat. Namun, jika AB=AC, maka sudut di hadapannya sama besar, yaitu sudut C = sudut B. Jika siku-siku di C, maka sudut C = 90 derajat. Ini kontradiksi. Mari kita asumsikan alasnya adalah segitiga siku-siku di C, dengan CA = CB. Maka AB adalah sisi miringnya. Jika BC = 10, maka CA = 10. Namun, soal menyatakan AB = AC. Jika siku-siku di C, maka AC adalah salah satu sisi siku-siku. Jika AB = AC, maka segitiga ABC tidak mungkin siku-siku di C kecuali jika BC = 0, yang tidak mungkin. Mari kita revisi interpretasi: Bidang T.ABC mempunyai alas segitiga siku-siku CAB dengan sisi AB=AC. Ini berarti sudut C = 90 derajat. AB adalah sisi miring. Jika AB=AC, maka titik B dan C berimpit, yang juga tidak mungkin. Kemungkinan interpretasi lain: Segitiga siku-siku CAB, siku-siku di C. Sisi AB = AC. Ini berarti sisi miring sama dengan salah satu sisi siku-siku, yang tidak mungkin. Mari kita asumsikan ada kesalahan penulisan dan yang dimaksud adalah alas segitiga siku-siku ABC dengan siku-siku di C, dan sisi BC = AC = x. Maka AB = x√2. Atau, mari kita ikuti persis apa yang tertulis: Bidang T.ABC mempunyai alas segitiga siku-siku CAB dengan sisi AB=AC. Jika BC=10. Ini berarti sudut di depan AB (yaitu sudut C) adalah 90 derajat. Jika AB=AC, maka sudut di depan AB (sudut C) sama dengan sudut di depan AC (sudut B). Jadi sudut C = sudut B. Karena sudut C = 90 derajat, maka sudut B juga 90 derajat. Ini berarti jumlah sudut dalam segitiga menjadi 90 + 90 + sudut A = 180, sehingga sudut A = 0, yang tidak mungkin. Mari kita asumsikan yang dimaksud adalah alas segitiga ABC siku-siku di A, dengan AB = AC. Maka BC adalah sisi miring. Jika BC = 10, dan AB = AC, maka AB^2 + AC^2 = BC^2 => 2*AC^2 = 10^2 => AC^2 = 50 => AC = √50 = 5√2. Dalam kasus ini, TA tegak lurus alas. Asumsi lain: Alas segitiga siku-siku ABC, siku-siku di C. Sisi BC = 10. Dan TA tegak lurus pada alas. TA = 5√3. Yang dimaksud AB=AC adalah mungkin kesalahpahaman atau typo. Jika BC=10 dan TA tegak lurus alas, kita perlu mencari sudut antara bidang TBC dan alas (bidang ABC). Untuk mencari sudut antara dua bidang, kita cari garis potongnya (BC) dan ambil titik pada garis potong (misalnya C), lalu tarik garis tegak lurus bidang alas dari titik tersebut (sudah ada TA tegak lurus alas di A, tapi A tidak pada BC). Kita perlu garis pada bidang TBC yang tegak lurus BC, dan garis pada bidang alas ABC yang tegak lurus BC, keduanya bertemu di satu titik pada BC. Karena alasnya segitiga siku-siku CAB, dengan siku-siku di C, dan BC = 10. Jika TA tegak lurus alas, maka TA tegak lurus AC dan TA tegak lurus BC. Titik A adalah sudut siku-siku. TA tegak lurus bidang ABC. TA = 5√3. BC = 10. AB = AC (ini yang membingungkan). Mari kita coba interpretasi yang paling masuk akal untuk soal geometri: Alas adalah segitiga ABC, siku-siku di C. TA tegak lurus bidang ABC. TA = 5√3. BC = 10. Yang dimaksud AB=AC adalah mungkin kesalahan ketik dan seharusnya AC = BC atau ada informasi lain. Jika kita mengabaikan AB=AC dan fokus pada BC=10 dan TA tegak lurus alas, kita perlu menemukan sudut antara bidang TBC dan bidang alas ABC. Garis potong kedua bidang adalah BC. Ambil titik C pada BC. TA tegak lurus bidang ABC di A. Kita perlu garis dari C yang tegak lurus BC di bidang alas dan garis dari C yang tegak lurus BC di bidang TBC. Jika segitiga alas CAB siku-siku di C, dan TA tegak lurus alas. TA tegak lurus AC. TA tegak lurus BC. Untuk mencari sudut antara bidang TBC dan alas ABC, kita perlu titik pada BC, lalu tarik garis tegak lurus alas dan garis tegak lurus TBC. Misalkan kita ambil titik C. Garis AC ada di alas dan tegak lurus BC (karena siku-siku di C). Garis TC ada di bidang TBC. Apakah TC tegak lurus BC? Kita perlu informasi lebih lanjut tentang segitiga alasnya, khususnya hubungan antara sisi-sisi atau sudut-sudutnya yang lain. Jika kita asumsikan yang dimaksud adalah alas segitiga siku-siku sama kaki ABC, siku-siku di C, maka AC = BC = 10. TA tegak lurus alas. Jika AC = 10 dan BC = 10, dan TA = 5√3 tegak lurus alas. Sudut antara bidang TBC dan alas ABC adalah sudut antara garis TC (proyeksi TC pada alas adalah AC, ini salah) atau garis TO (dimana O titik pada BC) dan BC. Untuk mencari sudut antara bidang TBC dan bidang alas ABC, kita perlu menentukan garis-garis yang tegak lurus terhadap garis potong BC pada kedua bidang tersebut. Karena alasnya segitiga siku-siku CAB dengan siku-siku di C, maka AC tegak lurus BC. TA tegak lurus bidang ABC, sehingga TA tegak lurus AC dan TA tegak lurus BC. Dalam segitiga siku-siku TAC (siku-siku di A), TC^2 = TA^2 + AC^2. Jika kita ambil AC = BC = 10 (asumsi segitiga siku-siku sama kaki), maka TC^2 = (5√3)^2 + 10^2 = 75 + 100 = 175. TC = √175 = 5√7. Sekarang kita perlu garis dari T yang tegak lurus BC dan garis dari A yang tegak lurus BC. Karena TA tegak lurus BC, dan AC tegak lurus BC, maka BC tegak lurus bidang TAC. Ini berarti setiap garis pada bidang TAC yang melalui C dan tegak lurus BC akan tegak lurus pada BC. Bidang TBC memotong bidang alas ABC sepanjang garis BC. Kita perlu mencari sudut antara bidang TBC dan bidang ABC. Karena TA tegak lurus bidang ABC, maka TA tegak lurus AC dan TA tegak lurus BC. Karena alas CAB siku-siku di C, maka AC tegak lurus BC. Karena TA tegak lurus BC dan AC tegak lurus BC, maka BC tegak lurus terhadap bidang TAC. Ini berarti sudut antara bidang TBC dan bidang alas ABC adalah sudut yang dibentuk oleh garis TC dan AC, yaitu sudut TCA. Dalam segitiga siku-siku TAC (siku-siku di A): TA = 5√3 AC = ? BC = 10 Jika kita kembali ke soal asli: Bidang T.ABC mempunyai alas segitiga siku-siku CAB dengan sisi AB=AC. Jika TA=5 akar(3) dan tegak lurus pada alas dan BC=10, besar sudut antara bidang TBC dan alas adalah .... Jika siku-siku di C, maka sudut CAB adalah sudut yang dibentuk oleh sisi AC dan AB. Jika AB=AC, maka ini adalah segitiga siku-siku sama kaki. Maka sudut ABC = sudut ACB = 45 derajat. Tapi C adalah sudut siku-siku (90 derajat). Ini kontradiksi. Mari kita asumsikan segitiga alasnya siku-siku di A, dengan AB=AC. Maka BC adalah sisi miring. Jika BC = 10, dan AB = AC, maka AB^2 + AC^2 = BC^2 => 2*AC^2 = 100 => AC^2 = 50 => AC = 5√2. TA tegak lurus alas di A. TA = 5√3. Kita cari sudut antara bidang TBC dan bidang alas ABC. Garis potongnya adalah BC. Ambil titik A pada BC (tidak mungkin, A bukan di BC). Ambil titik D pada BC sehingga AD tegak lurus BC. Karena TA tegak lurus bidang ABC, maka TA tegak lurus AD. Segitiga TAD siku-siku di A. Sudut antara bidang TBC dan alas ABC adalah sudut TDB (jika TD tegak lurus BC dan BD tegak lurus BC, ini salah). Sudut antara bidang TBC dan alas ABC adalah sudut antara garis TC dan garis perpanjangan AC (jika C di BC) atau garis proyeksi TC pada bidang alas. Karena TA tegak lurus alas ABC, maka proyeksi T pada alas adalah A. Proyeksi bidang TBC pada alas ABC adalah bidang ABC itu sendiri. Ini tidak membantu. Kita perlu mencari garis di bidang TBC yang tegak lurus BC, dan garis di bidang ABC yang tegak lurus BC, yang bertemu pada satu titik di BC. Dalam segitiga siku-siku CAB (siku-siku di C), jika kita mengabaikan AB=AC dan hanya menggunakan BC=10. TA tegak lurus alas. TA = 5√3. Jika alasnya siku-siku di C, maka AC tegak lurus BC. Jika kita ingin mencari sudut antara bidang TBC dan alas ABC, kita perlu garis di TBC yang tegak lurus BC (misal TO) dan garis di ABC yang tegak lurus BC (misal CO), dimana O ada di BC. Maka sudutnya adalah sudut TOO'. Karena TA tegak lurus alas, TA tegak lurus AC dan TA tegak lurus BC. Jika kita menganggap titik C adalah titik sudut siku-siku di alas, maka AC tegak lurus BC. Kita perlu sudut antara bidang TBC dan bidang ABC. Garis potong adalah BC. Ambil titik C. Garis AC tegak lurus BC (di alas). Garis TC. Apakah TC tegak lurus BC? Jika kita pakai segitiga siku-siku di C, dan BC = 10. Jika TA tegak lurus alas, TA = 5√3. Dan AB = AC. Ini berarti sudut C = 90, sudut B = sudut A = 45. Ini kontradiksi. Mari kita asumsikan bahwa yang dimaksud adalah alas segitiga ABC siku-siku di C, dengan AC = 10 dan BC = 10 (karena AB = AC tidak mungkin jika siku-siku di C dan BC=10). Jadi AC = 10, BC = 10. TA tegak lurus alas di A. TA = 5√3. Cari sudut antara bidang TBC dan alas ABC. Garis potong BC. Ambil titik C. AC tegak lurus BC (di alas). Kita perlu garis dari T yang tegak lurus BC. Karena TA tegak lurus BC, dan AC tegak lurus BC, maka BC tegak lurus bidang TAC. Ini berarti sudut yang dicari adalah sudut TCA. Dalam segitiga siku-siku TAC (siku-siku di A): TA = 5√3 AC = 10 Tan (sudut TCA) = TA / AC = (5√3) / 10 = √3 / 2. Sudut TCA = arctan(√3 / 2). Ini bukan sudut istimewa. Mari kita coba interpretasi lain: alas segitiga ABC siku-siku di A. AB=AC. BC=10. TA tegak lurus alas di A. TA=5√3. Kita cari sudut antara bidang TBC dan bidang alas ABC. Garis potong BC. Ambil titik A. AD tegak lurus BC di D (D adalah titik tengah BC karena segitiga sama kaki). AD = BD = DC = 5. Dalam segitiga siku-siku ABC (siku-siku di A): AB^2 + AC^2 = BC^2 => 2*AB^2 = 100 => AB^2 = 50 => AB = 5√2. Maka AC = 5√2. Proyeksi T pada alas adalah A. Proyeksi garis TB pada alas adalah AB. Proyeksi garis TC pada alas adalah AC. Sudut antara bidang TBC dan alas ABC adalah sudut antara garis TC dan AC (jika TC tegak lurus BC dan AC tegak lurus BC, ini tidak benar). Sudut antara bidang TBC dan alas adalah sudut antara garis TC' dan TC, dimana TC' adalah proyeksi TC pada bidang alas. Proyeksi T adalah A. Jadi proyeksi TC adalah AC. Namun, sudut antara bidang diukur dengan mengambil garis tegak lurus pada garis potong di kedua bidang. Karena TA tegak lurus alas, maka TA tegak lurus setiap garis di alas yang melalui A, termasuk AB dan AC. Karena alas ABC siku-siku di A, maka AB tegak lurus AC. Dalam segitiga TBC, kita perlu mencari sudut antara bidang TBC dan alas ABC. Garis potong BC. Ambil titik D pada BC sehingga AD tegak lurus BC (AD adalah tinggi segitiga ABC dari A ke BC). Karena segitiga ABC siku-siku di A dan AB=AC, maka D adalah titik tengah BC. AD = 5. Dalam segitiga siku-siku ABD, AB^2 = AD^2 + BD^2 = 5^2 + 5^2 = 50. AB = 5√2. Sekarang kita perlu garis dari T yang tegak lurus BC, dan garis dari D yang tegak lurus BC. Karena TA tegak lurus alas, maka TA tegak lurus AD. Dalam segitiga TAD siku-siku di A: TA = 5√3 AD = 5 TD^2 = TA^2 + AD^2 = (5√3)^2 + 5^2 = 75 + 25 = 100. TD = 10. Sekarang, kita perlu menunjukkan bahwa TD tegak lurus BC. Karena AD tegak lurus BC, dan TA tegak lurus AD (karena TA tegak lurus alas), maka bidang TAD tegak lurus bidang ABC. Ini tidak berarti TD tegak lurus BC. Kita perlu mencari sudut antara bidang TBC dan alas ABC. Garis potong BC. Ambil titik D pada BC sehingga AD tegak lurus BC. (AD = 5). Ambil titik E pada BC sehingga TE tegak lurus BC. Maka sudut yang dicari adalah sudut antara AD dan TE (jika keduanya pada satu bidang dan tegak lurus BC). Karena TA tegak lurus alas, TA tegak lurus AD. Dalam segitiga TBC, kita perlu mencari sudut antara bidang TBC dan alas ABC. Garis potong BC. Ambil titik D pada BC sehingga AD tegak lurus BC. (AD = 5). Karena TA tegak lurus alas, maka TA tegak lurus AB dan TA tegak lurus AC. Karena AB=AC, maka segitiga ABC sama kaki siku-siku di A. Karena TA tegak lurus alas, maka TA tegak lurus AD. Dalam segitiga siku-siku TAD (siku-siku di A): TA = 5√3 AD = 5 TD = 10. Kita perlu membuktikan bahwa TD tegak lurus BC. Karena AD tegak lurus BC, dan TA tegak lurus AD, maka bidang TAD tegak lurus bidang ABC. Jika kita ambil garis TE pada bidang TBC yang tegak lurus BC, maka sudut antara bidang TBC dan alas ABC adalah sudut yang dibentuk oleh garis TE dan garis AD (jika mereka sejajar dan pada satu bidang). Karena TA tegak lurus alas, maka TA tegak lurus AD. Dalam segitiga TBC, kita perlu garis yang tegak lurus BC. Karena AD tegak lurus BC, dan TA tegak lurus AD, maka bidang TAD tegak lurus bidang ABC. Ini berarti sudut antara bidang TBC dan alas ABC adalah sudut antara garis TD dan AD, yaitu sudut TDA. Dalam segitiga siku-siku TAD (siku-siku di A): TA = 5√3 AD = 5 Tan (sudut TDA) = TA / AD = (5√3) / 5 = √3. Jadi, sudut TDA = 60 derajat. Jawaban ringkas: 60 derajat

Buka akses pembahasan jawaban

Topik: Sudut Antara Bidang
Section: Garis Dan Bidang

Apakah jawaban ini membantu?

On This Page

Loading Related Questions...