Pak Andi meminjam uang di koperasi desa sebesar

Besar angsuran pada periode kedua adalah Rp230.974,80.

Pembahasan

Dalam sistem anuitas, angsuran tetap setiap periode terdiri dari dua komponen: pembayaran bunga dan pembayaran pokok pinjaman. Besar angsuran yang dibayarkan setiap periode adalah tetap, namun komposisi antara bunga dan pokok berubah seiring waktu.

Diketahui:
Pinjaman Pokok (P) = Rp1.000.000,00
Angsuran Tetap (A) = Rp230.974,80
Suku Bunga (i) = 5% = 0,05 per periode
Jangka Waktu (n) = 5 periode

Besar angsuran pada periode kedua adalah jumlah dari bunga pada periode kedua ditambah pembayaran pokok pada periode kedua.

Untuk menghitungnya, kita perlu mengetahui besar bunga dan pokok pada periode kedua.

Bunga periode ke-k = Sisa Pokok Sebelum Periode ke-k * suku bunga (i)
Pokok periode ke-k = Angsuran Tetap - Bunga periode ke-k

Kita perlu menghitung sisa pokok pada setiap periode:

Periode 1:
Bunga Periode 1 = Rp1.000.000 * 0,05 = Rp50.000,00
Pokok Periode 1 = Rp230.974,80 - Rp50.000,00 = Rp180.974,80
Sisa Pokok Setelah Periode 1 = Rp1.000.000,00 - Rp180.974,80 = Rp819.025,20

Periode 2:
Bunga Periode 2 = Sisa Pokok Setelah Periode 1 * i
Bunga Periode 2 = Rp819.025,20 * 0,05 = Rp40.951,26

Besar angsuran pada periode kedua adalah tetap sama dengan angsuran pada periode lainnya, yaitu Rp230.974,80. Pertanyaan ini mungkin sedikit ambigu, apakah yang dimaksud adalah besar Bunga, Pokok, atau Angsuran itu sendiri pada periode kedua. Namun, jika yang dimaksud adalah besar total angsuran yang dibayarkan pada periode kedua, maka nilainya tetap sama.

Jika yang dimaksud adalah komponen bunga pada periode kedua, maka adalah Rp40.951,26.
Jika yang dimaksud adalah komponen pokok pada periode kedua, maka adalah Rp230.974,80 - Rp40.951,26 = Rp190.023,54.

Karena soal menanyakan "Besar angsuran pada periode kedua adalah ....", dan angsuran adalah jumlah tetap yang dibayarkan, maka jawabannya adalah jumlah angsuran itu sendiri.