Command Palette

Search for a command to run...

Kelas SmpmathGeometri

Perhatikan gambar berikut. K L M N P Q 12 cm 15 cm

Pertanyaan

Perhatikan gambar berikut. Jajargenjang KLMN dengan QL=12 cm dan LM=15 cm. Jika PL:QL=5:4, tentukan: a. panjang KL; b. keliling jajargenjang KLMN; c. luas jajargenjang KLMN.

Solusi

Verified

Panjang KL = 15 cm, Keliling = 54 cm, Luas = 180 cm² (dengan asumsi KL=15, KN=12, dan QL=12 adalah tinggi).

Pembahasan

Untuk menjawab soal ini, kita perlu memahami sifat-sifat jajargenjang dan menggunakan informasi yang diberikan. a. Panjang KL: Dalam jajargenjang KLMN, sisi KL sejajar dan sama panjang dengan sisi MN. Sisi KN sejajar dan sama panjang dengan sisi LM. Diketahui LM = 15 cm, maka KN = 15 cm. Diketahui QL = 12 cm. Titik Q terletak pada sisi KN. Diketahui perbandingan PL:QL = 5:4. Ini berarti PL = (5/4) * QL = (5/4) * 12 cm = 15 cm. Karena PL adalah bagian dari diagonal KN, dan KN = 15 cm, ini berarti L adalah titik yang sama dengan N, yang tidak mungkin terjadi pada jajargenjang. Ada kemungkinan ada kesalahan dalam soal atau interpretasi dari QL dan PL. Namun, jika diasumsikan bahwa 'QL=12 cm' merujuk pada panjang sisi KN (yaitu KN = 12 cm) dan 'LM=15 cm' merujuk pada panjang sisi LM (yaitu LM = 15 cm), maka: Karena KLMN adalah jajargenjang, maka KL = MN dan KN = LM. Jadi, jika KN = 12 cm dan LM = 15 cm, ini kontradiktif karena sisi yang berhadapan harus sama panjang. Mari kita asumsikan KL = 15 cm dan KN = 12 cm (berdasarkan urutan penamaan sudut). Jika LM = 15 cm, maka KN = 15 cm. Jika QL = 12 cm dan PL:QL = 5:4, maka PL = (5/4)*12 = 15 cm. Ini berarti titik L dan N adalah sama jika Q adalah titik pada KN. Ini masih kontradiktif. Mari kita asumsikan interpretasi yang paling umum: KL = MN, LM = KN. Diketahui LM = 15 cm, maka KN = 15 cm. QL = 12 cm. Q adalah titik pada KN. Jadi QN = KN - QL = 15 cm - 12 cm = 3 cm. PL:QL = 5:4. Ini berarti PL = (5/4)QL = (5/4)*12 = 15 cm. Ini masih berarti L dan N adalah titik yang sama jika Q adalah titik pada KN. Ini tidak mungkin. Mari kita coba interpretasi lain: QL = 12 cm adalah panjang sisi KN. Maka LM = KN = 12 cm. LM = 15 cm adalah panjang sisi LM. Ini kontradiksi. Diasumsikan LM adalah sisi yang lebih panjang. Asumsi paling masuk akal: KL = 15 cm (sisi yang lebih panjang) KN = 12 cm (sisi yang lebih pendek) Kemudian PL:QL = 5:4. Q adalah titik pada KN. L adalah salah satu sudut. P adalah titik lain. Jika QL = 12 cm, dan PL:QL = 5:4, maka PL = (5/4) * 12 = 15 cm. Jika Q adalah titik pada KN, dan KN = 12 cm, maka QL tidak bisa 12 cm kecuali Q=N. Jika Q=N, maka PL:NL = 5:4. PL = 15 cm. Dalam jajargenjang KLMN, diagonalnya adalah KM dan LN. Jika kita mengasumsikan QL adalah panjang diagonal LN, dan Q adalah titik tengah diagonal (seperti pada sifat jajargenjang), maka QL = LN/2. Mari kita kembali ke asumsi awal yang paling mungkin: KL = MN, LM = KN. QL = 12 cm. Q adalah titik pada KN. LM = 15 cm. Maka KN = 15 cm. QL = 12 cm. Maka QN = KN - QL = 15 - 12 = 3 cm. PL:QL = 5:4. PL = (5/4) * QL = (5/4) * 12 = 15 cm. Ini tetap kontradiktif jika P adalah titik pada sisi LM atau KL. Jika P adalah titik pada diagonal KM, soal menjadi lebih kompleks. Karena ada inkonsistensi dalam data (QL=12 cm dan PL:QL=5:4 menghasilkan PL=15 cm, yang sama dengan LM), kita akan mengasumsikan bahwa ada kesalahan pengetikan dan KL = 15 cm serta KN = 12 cm. Dengan asumsi ini: a. Panjang KL = 15 cm (diberikan sebagai LM, dan KL=LM pada jajargenjang). b. Keliling Jajargenjang KLMN: Keliling = 2 * (panjang sisi + panjang sisi lainnya) Keliling = 2 * (KL + KN) Keliling = 2 * (15 cm + 12 cm) Keliling = 2 * 27 cm Keliling = 54 cm c. Luas Jajargenjang KLMN: Untuk menghitung luas, kita memerlukan tinggi atau sudut. Informasi QL dan PL tidak secara langsung memberikan tinggi. Jika kita menganggap QL sebagai tinggi, maka luasnya adalah alas * tinggi = KL * QL = 15 cm * 12 cm = 180 cm². Namun, QL = 12 cm diberikan sebagai panjang dari sudut ke titik pada sisi lain, bukan sebagai tinggi. Jika kita mengasumsikan bahwa ada informasi tambahan yang hilang atau perlu diinterpretasikan secara geometris: Misalkan Q adalah titik pada sisi KN, dan QL = 12 cm adalah jarak dari sudut K ke titik Q pada sisi KN. Maka KN = 12 cm. Misalkan LM = 15 cm, maka sisi KL = 15 cm. Jika PL:QL = 5:4, dan QL = 12 cm, maka PL = 15 cm. Ini berarti P adalah titik pada sisi LM (jika P terletak pada LM dan L adalah titik awal pengukuran). Jika P terletak pada LM, maka LP = 15 cm. Karena LM = 15 cm, maka P adalah titik M. Jadi, P = M. Perbandingan PL:QL = ML:KN = 15:12 = 5:4. Ini konsisten. Dalam kasus ini: a. Panjang KL = LM = 15 cm. b. Keliling = 2 * (KL + LM) = 2 * (15 + 15) = 60 cm. (Ini jika KL=LM, yang berarti persegi atau belah ketupat). Jika kita kembali ke asumsi KL = 15 cm dan KN = 12 cm: a. Panjang KL = 15 cm. b. Keliling = 2 * (15 + 12) = 54 cm. c. Luas jajargenjang KLMN: Kita perlu tinggi. Jika QL=12 cm adalah panjang sisi KN, dan P adalah titik pada LM sehingga PL=15 cm, maka P=M. Informasi ini tidak membantu mencari luas. Mari kita anggap QL = 12 cm adalah tinggi dari K ke alas LM (atau KL). Ini juga tidak mungkin karena Q adalah titik pada KN. Interpretasi yang paling mungkin untuk soal ini adalah: KL = 15 cm (sebagai sisi yang panjang, sama dengan LM). KN = 12 cm (sebagai sisi yang pendek). Informasi PL:QL = 5:4 dan QL=12cm tampaknya tidak relevan atau ada kesalahan dalam soal tersebut jika P dan Q adalah titik sembarang. Namun, jika kita menganggap QL adalah garis tinggi dari L ke KN, yang juga tidak mungkin. Jika QL adalah garis tinggi dari L ke perpanjangan KN, maka tinggi jajargenjang adalah 12 cm. Jika tinggi jajargenjang adalah 12 cm dan alasnya adalah KL = 15 cm, maka Luas = 15 cm * 12 cm = 180 cm². Asumsi: KL = 15 cm, KN = 12 cm. QL = 12 cm adalah tinggi dari K ke alas LM. Ini tidak masuk akal. Asumsi lain: KL = 15 cm, KN = 12 cm. PL=15cm, QL=12cm. P pada LM, Q pada KN. Jika Q pada KN, QL = 12 cm, KN = 12 cm, maka Q = N. Jika P pada LM, PL = 15 cm, LM = 15 cm, maka P = M. Jadi, P=M dan Q=N. Perbandingan PL:QL = ML:KN = 15:12 = 5:4. Ini konsisten. a. Panjang KL = 15 cm. b. Keliling = 2*(KL + LM) = 2*(15 + 15) = 60 cm. (Ini jika KL=LM, maka KLMN adalah belah ketupat atau persegi). Jika kita tetap pada KLMN adalah jajargenjang biasa dengan KL=15 dan KN=12. a. Panjang KL = 15 cm. b. Keliling = 2 * (15 + 12) = 54 cm. c. Luas = alas * tinggi. Kita tidak punya informasi tinggi. Jika kita asumsikan sudut K = 90 derajat, maka itu adalah persegi panjang, dan luasnya 15 * 12 = 180 cm². Asumsi yang paling mungkin adalah: KL = 15 cm, KN = 12 cm. Dan QL=12cm adalah tinggi dari L ke sisi KN (atau perpanjangannya). Ini juga aneh. Mari kita anggap: KL = 15 cm, LM = 15 cm. KN = 12 cm, LM = 12 cm (kontradiksi). Interpretasi soal yang paling mungkin dengan data yang ada, meskipun ada potensi kesalahan: Sisi-sisi jajargenjang adalah 15 cm dan 12 cm. a. Panjang KL = 15 cm. b. Keliling = 2 * (15 + 12) = 54 cm. c. Untuk luas, kita perlu tinggi. Jika kita asumsikan bahwa QL = 12 cm adalah tinggi yang ditarik dari L ke sisi KN (atau perpanjangannya), maka alasnya adalah KN = 12 cm, dan luasnya adalah 12 * 12 = 144 cm². Ini juga tidak masuk akal. Jika kita asumsikan bahwa QL = 12 cm adalah tinggi dari L ke sisi KL (alas KL), maka luasnya adalah KL * tinggi = 15 cm * 12 cm = 180 cm². Dengan asumsi bahwa KL=15 cm dan KN=12 cm, dan QL=12 cm adalah tinggi jajargenjang terhadap alas KL: a. Panjang KL = 15 cm. b. Keliling = 2 * (15 + 12) = 54 cm. c. Luas = alas * tinggi = 15 cm * 12 cm = 180 cm². Jawaban berdasarkan asumsi tersebut: a. Panjang KL = 15 cm. b. Keliling jajargenjang KLMN = 54 cm. c. Luas jajargenjang KLMN = 180 cm².

Buka akses pembahasan jawaban

Topik: Segiempat
Section: Jajargenjang

Apakah jawaban ini membantu?