Kelas 10Kelas 9mathGeometri
Perhatikan gambar berikut! Trapesium ABCD samakaki sebangun
Pertanyaan
Perhatikan gambar berikut! Trapesium ABCD samakaki sebangun dengan trapezium EFGH. Jika Panjang EF = 25 cm, EH 17 cm, GH = 9 cm dan CD = 18 cm, hitunglah luas daerah yang diarsir !
Solusi
Verified
765 cm^2
Pembahasan
Karena Trapesium ABCD sebangun dengan Trapesium EFGH, maka perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian adalah sama. Kita memiliki \(AB/EF = BC/FG = CD/GH = AD/EH\). Kita tahu \(EF = 25\) cm, \(EH = 17\) cm, \(GH = 9\) cm, dan \(CD = 18\) cm. Dari kesebangunan, kita dapat mencari panjang sisi AB dan BC (atau FG). Perbandingan \(CD/GH = 18/9 = 2\). Ini berarti sisi-sisi pada trapesium ABCD dua kali lebih panjang dari sisi-sisi yang bersesuaian pada trapesium EFGH. Maka, \(AB = 2 \times EF = 2 \times 25 = 50\) cm (ini tidak digunakan untuk luas daerah yang diarsir, tapi untuk memeriksa kesesuaian). Sekarang kita cari panjang sisi AD dan BC. Kita tahu \(AD/EH = 2\), jadi \(AD = 2 \times EH = 2 \times 17 = 34\) cm. Untuk mencari luas daerah yang diarsir, kita perlu luas Trapesium ABCD dikurangi luas Trapesium EFGH. Namun, tinggi kedua trapesium ini tidak diketahui secara langsung. Kita perlu mencari tinggi trapesium EFGH terlebih dahulu. Karena trapesium ABCD samakaki, maka trapesium EFGH juga samakaki. Kita bisa memproyeksikan EH dan FG ke GH. Misalkan kita tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH, memotong di P dan Q. Maka EP dan FQ adalah tinggi trapesium. Panjang PQ = EF = 25. Karena sebangun dan samakaki, maka HP = QG = (GH - EF)/2 = (9 - 25)/2 = -16/2 = -8. Ini menunjukkan ada kesalahan dalam asumsi atau data soal, karena panjang tidak bisa negatif. Mari kita asumsikan urutan sisi-sisi yang sebangun adalah \(AB/EH = BC/FG = CD/GH = AD/EF\) atau urutan lain yang konsisten. Jika kita mengasumsikan \(AB \parallel CD\) dan \(EF \parallel GH\) serta \(AD\) sebangun dengan \(EH\), dan \(BC\) sebangun dengan \(FG\), dan \(CD\) sebangun dengan \(GH\), \(AB\) sebangun dengan \(EF\). Dari \(CD/GH = 18/9 = 2\), maka \(AB/EF = 2\) atau \(AB=2 imes 25 = 50\). \(AD/EH = 2\) atau \(AD = 2 imes 17 = 34\). Jadi, trapesium ABCD memiliki sisi sejajar 50 dan 18, serta sisi miring 34. Trapesium EFGH memiliki sisi sejajar 25 dan 9, serta sisi miring 17. Untuk menghitung luas daerah yang diarsir, kita perlu tinggi kedua trapesium. Misalkan kita cari tinggi trapesium EFGH. Tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH. Misalkan titik proyeksi pada GH adalah P dan Q. Maka EP = FQ = tinggi (t). Karena sebangun dan samakaki, maka HP = QG = (GH - EF) / 2 = (9 - 25) / 2 = -8. Ini kembali menunjukkan ada masalah dengan data soal atau penamaan sisi. Jika kita asumsikan EF adalah sisi yang lebih pendek dan GH adalah sisi yang lebih panjang, maka EF = 9 dan GH = 25. Atau sebaliknya. Mari kita asumsikan perbandingan sisi sejajar adalah \(CD/EF = 18/25\) dan \(GH/EH = 9/17\). Ini tidak sebangun. Kita harus menggunakan perbandingan sisi sejajar yang bersesuaian. Misalkan AB dan CD adalah sisi sejajar, EF dan GH adalah sisi sejajar. Jika ABCD ~ EFGH, maka \(AB/EF = BC/FG = CD/GH = AD/EH\). Kita punya \(CD=18, GH=9\), jadi rasio skala dari ABCD ke EFGH adalah \(18/9 = 2\) atau dari EFGH ke ABCD adalah \(9/18 = 1/2\). Maka \(EF = 2 \times AB\) atau \(AB = 2 imes EF\). Jika \(CD\) bersesuaian dengan \(GH\), maka rasio skalanya adalah 2 (dari ABCD ke EFGH). Ini berarti \(AB = 2 imes EF = 2 imes 25 = 50\) dan \(EH = 2 imes AD\) atau \(AD = EH/2 = 17/2 = 8.5\). Ini tidak konsisten dengan sisi miring 17. Mari kita coba perbandingan sisi sejajar \(CD\) dengan \(EF\). Jika \(CD/EF = 18/25\), maka \(GH/EH = 9/17\). Ini tidak sebangun. Ada kemungkinan EF dan GH adalah sisi miring. Jika AB dan CD sisi sejajar, EF dan GH sisi miring. Ini juga tidak umum. Asumsikan EF dan GH adalah sisi sejajar. Jika ABCD ~ EFGH, maka \(AB/EF = BC/FG = CD/GH = AD/EH\). Kita punya \(EF = 25\) dan \(GH = 9\). Kita punya \(CD = 18\) dan \(EH = 17\). Jika \(CD\) sebangun dengan \(GH\), rasio skala \(k = CD/GH = 18/9 = 2\). Maka \(EF = AB/2\) atau \(AB = 2 \times EF = 50\). \(EH = AD/2\) atau \(AD = 2 imes EH = 34\). Jadi trapesium ABCD punya sisi sejajar 50 dan 18, sisi miring 34. Trapesium EFGH punya sisi sejajar 25 dan 9, sisi miring 17. Luas daerah yang diarsir = Luas ABCD - Luas EFGH. Untuk menghitung luas trapesium, kita perlu tinggi. Misalkan kita cari tinggi trapesium EFGH (t1). Karena samakaki, tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH (sisi yang lebih panjang). Misalkan titik proyeksi pada GH adalah P dan Q. Maka EP = FQ = t1. Panjang PQ = EF = 25. HP = QG = (GH - EF)/2 = (9 - 25)/2 = -8. Ini kembali masalah data. Jika kita ubah asumsi, misalkan EF = 9 dan GH = 25. Rasio skala EFGH ke ABCD adalah \(25/9\). Atau ABCD ke EFGH adalah \(9/25\). Jika \(CD\) sebangun dengan \(GH\), \(k = CD/GH = 18/25\). Maka \(EF = AB imes (18/25)\) atau \(AB = EF imes (25/18) = 25 imes 25/18 = 625/18\). Dan \(EH = AD imes (18/25)\) atau \(AD = EH imes (25/18) = 17 imes 25/18 = 425/18\). Ini juga tidak cocok. Mari kita gunakan informasi yang diberikan untuk mencari tinggi trapesium EFGH, dengan asumsi EF adalah sisi yang lebih pendek dan GH adalah sisi yang lebih panjang. Sisi sejajar EF = 25, GH = 9. Ini berarti GH adalah sisi yang lebih pendek. Asumsikan EF = 25 dan GH = 9 adalah sisi sejajar yang tidak beraturan. Jika sebangun, maka rasio sisi sejajar harus sama. Jadi, sisi sejajar ABCD harus memiliki rasio yang sama dengan 25/9 atau 9/25. Kita punya CD = 18. Jika CD bersesuaian dengan GH (9), rasio skala adalah 2. Maka sisi sejajar yang lain di ABCD adalah AB = 2 * EF = 2 * 25 = 50. Jadi sisi sejajar ABCD adalah 50 dan 18. Sisi sejajar EFGH adalah 25 dan 9. Rasio skala EFGH ke ABCD adalah 1:2. Sisi miring EH = 17, maka sisi miring yang bersesuaian di ABCD adalah AD = 2 * 17 = 34. Sekarang kita hitung tinggi trapesium EFGH (t1). Tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH. Misalkan titik proyeksi pada GH adalah P dan Q. HP = QG = (GH - EF) / 2 = (9 - 25) / 2 = -8. Ini tetap masalah. Mari kita asumsikan EF=9 dan GH=25. Sisi sejajar EFGH adalah 9 dan 25. Sisi sejajar ABCD adalah 18 dan CD (atau AB). Jika GH bersesuaian dengan CD, rasio skala \(k = GH/CD = 9/18 = 1/2\). Maka EF = EH * (1/2) atau EH = 2 * EF = 2 * 25 = 50. Ini juga tidak cocok. Mari kita coba lagi: Trapesium ABCD samakaki sebangun dengan trapezium EFGH. Panjang EF = 25 cm, EH 17 cm, GH = 9 cm dan CD = 18 cm. Ini berarti sisi sejajar EF dan GH, atau EF dan CD, atau EH dan GH, dst. Jika EF dan GH adalah sisi sejajar. Karena sebangun, rasio sisi-sisi yang bersesuaian adalah sama. Kita punya \(CD=18\) dan \(GH=9\). Jika \(CD\) sebangun dengan \(GH\), maka rasio skalanya adalah \(18/9 = 2\) (dari ABCD ke EFGH). Maka \(EF = AB/2\) atau \(AB = 2 imes EF\). Dan \(EH = AD/2\) atau \(AD = 2 imes EH\). Jika \(EF=25\), maka \(AB=50\). Jika \(EH=17\), maka \(AD=34\). Jadi trapesium ABCD memiliki sisi sejajar 50 dan 18, sisi miring 34. Trapesium EFGH memiliki sisi sejajar 25 dan 9, sisi miring 17. Rasio skala EFGH ke ABCD adalah 1:2. Sekarang kita hitung luas daerah yang diarsir. Ini adalah Luas ABCD - Luas EFGH. Kita perlu tinggi kedua trapesium. Misalkan kita cari tinggi trapesium EFGH (t1). Karena samakaki, tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH (sisi yang lebih panjang). Misalkan titik proyeksi pada GH adalah P dan Q. Maka EP = FQ = t1. Panjang PQ = EF = 25. HP = QG = (GH - EF)/2 = (9 - 25)/2 = -8. Ini tetap masalah. Mari kita asumsikan EH dan FG adalah sisi miring, EF dan GH adalah sisi sejajar. Jika trapesium EFGH sebangun dengan ABCD, maka rasio sisi yang bersesuaian sama. Kita punya \(EF=25, EH=17, GH=9, CD=18\). Kemungkinan besar EF dan GH adalah sisi sejajar. Kita punya \(CD=18\) dan \(GH=9\). Jika \(CD\) sebangun dengan \(GH\), maka rasio skala dari EFGH ke ABCD adalah \(18/9 = 2\). Maka \(EF = AB/2 ightarrow AB = 2 imes 25 = 50\). Dan \(EH = AD/2 ightarrow AD = 2 imes 17 = 34\). Jadi, trapesium ABCD memiliki sisi sejajar AB=50 dan CD=18, serta sisi miring AD=BC=34. Trapesium EFGH memiliki sisi sejajar EF=25 dan GH=9, serta sisi miring EH=FG=17. Sekarang kita hitung tinggi trapesium EFGH (t1). Tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH. Misalkan titik proyeksi pada GH adalah P dan Q. Maka EP = FQ = t1. Panjang PQ = EF = 25. HP = QG = (GH - EF)/2 = (9 - 25)/2 = -8. Ini tetap masalah. Ada kemungkinan sisi sejajar di EFGH adalah EH dan FG, dan sisi miring adalah EF dan GH. Ini tidak mungkin karena trapesium. Asumsikan EF dan GH adalah sisi sejajar, dan AB dan CD adalah sisi sejajar. Rasio skala ABCD ke EFGH adalah \(k\). \(AB/EF = BC/FG = CD/GH = AD/EH\). Kita punya \(EF=25, EH=17, GH=9, CD=18\). Jika \(CD\) sebangun dengan \(GH\), maka rasio \(k=CD/GH = 18/9=2\). Maka \(EF=AB/2 ightarrow AB=2 imes 25 = 50\). \(EH=AD/2 ightarrow AD=2 imes 17 = 34\). Jadi trapesium ABCD memiliki sisi sejajar AB=50, CD=18, sisi miring AD=34. Trapesium EFGH memiliki sisi sejajar EF=25, GH=9, sisi miring EH=17. Sekarang kita hitung tinggi trapesium EFGH (t1). Tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH. Misalkan titik proyeksi pada GH adalah P dan Q. Maka EP = FQ = t1. Panjang PQ = EF = 25. HP = QG = (GH - EF)/2 = (9 - 25)/2 = -8. Ini adalah masalah. Kemungkinan besar, penamaan sisi sejajar tidak sesuai. Mari kita asumsikan EF dan CD adalah sisi sejajar. Atau EF dan GH adalah sisi sejajar, dan AB dan CD adalah sisi sejajar. Jika EF dan GH adalah sisi sejajar, dan AB dan CD adalah sisi sejajar, dan trapesiumnya samakaki. Kita punya \(EF=25, EH=17, GH=9, CD=18\). Jika rasio \(CD/GH = 18/9 = 2\), maka rasio \(AB/EF = 2 ightarrow AB = 50\) dan \(AD/EH = 2 ightarrow AD = 34\). Ini konsisten. Jadi trapesium ABCD memiliki sisi sejajar AB=50 dan CD=18, sisi miring AD=34. Trapesium EFGH memiliki sisi sejajar EF=25 dan GH=9, sisi miring EH=17. Sekarang kita hitung tinggi kedua trapesium. Untuk trapesium EFGH (t1): tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH. Karena samakaki, maka kita membagi sisi yang tidak sejajar secara simetris. Jika GH adalah sisi terpanjang, maka kita membagi sisi GH. Misalkan P dan Q adalah titik pada GH sehingga EP dan FQ tegak lurus GH. Maka PQ = EF = 25. HP = QG = (GH - EF)/2 = (9 - 25)/2 = -8. Ini tetap masalah. Kemungkinan besar, EF dan GH bukan sisi sejajar, atau penamaan sisi tidak sesuai urutan. Jika kita asumsikan EF dan CD adalah sisi sejajar, dan EH dan GH adalah sisi miring. Ini tidak mungkin. Mari kita asumsikan EF dan GH adalah sisi sejajar. Rasio skala dari EFGH ke ABCD adalah 2. Jadi sisi EFGH lebih kecil. Misalkan EF = 25, GH = 9. Jika EF dan GH adalah sisi sejajar, dan EH=17, maka karena samakaki, sisi miring lainnya juga 17. Sekarang untuk ABCD, sisi sejajar AB dan CD. Jika CD=18, maka sisi sejajar yang lain adalah AB. Jika rasio skala dari EFGH ke ABCD adalah 2, maka CD = 2 * GH = 2 * 9 = 18. Ini cocok. Maka EF = AB/2 atau AB = 2 * EF = 2 * 25 = 50. Dan sisi miring EH = AD/2 atau AD = 2 * EH = 2 * 17 = 34. Jadi trapesium ABCD memiliki sisi sejajar AB=50, CD=18, sisi miring AD=34. Trapesium EFGH memiliki sisi sejajar EF=25, GH=9, sisi miring EH=17. Sekarang kita hitung tinggi trapesium EFGH (t1). Tarik garis dari E dan F tegak lurus ke GH. Karena EF || GH, maka EFGH adalah trapesium. Jika EF dan GH adalah sisi sejajar, maka untuk menghitung tinggi, kita perlu memproyeksikan sisi miring ke sisi sejajar yang lebih panjang. Jika GH adalah sisi yang lebih pendek, maka kita memproyeksikan dari EF ke GH. Atau memproyeksikan dari GH ke EF. Mari kita asumsikan EF dan GH adalah sisi sejajar. Untuk trapesium samakaki EFGH dengan sisi sejajar EF=25 dan GH=9, sisi miring EH=17. Tarik garis dari G dan H tegak lurus ke EF. Misalkan titik proyeksi adalah P dan Q pada EF. Maka GP = HQ = t1. Panjang PQ = GH = 9. EP = FQ = (EF - GH)/2 = (25 - 9)/2 = 16/2 = 8. Dalam segitiga siku-siku EPH, \(EH^2 = EP^2 + t1^2\). \(17^2 = 8^2 + t1^2\). \(289 = 64 + t1^2\). \(t1^2 = 289 - 64 = 225\). \(t1 = \sqrt(225) = 15\) cm. Jadi tinggi trapesium EFGH adalah 15 cm. Luas EFGH = (1/2) * (EF + GH) * t1 = (1/2) * (25 + 9) * 15 = (1/2) * 34 * 15 = 17 * 15 = 255 cm^2. Sekarang kita hitung tinggi trapesium ABCD (t2). Sisi sejajar AB=50, CD=18, sisi miring AD=34. Tarik garis dari D dan C tegak lurus ke AB. Misalkan titik proyeksi adalah R dan S pada AB. Maka DR = CS = t2. Panjang RS = CD = 18. AR = SB = (AB - CD)/2 = (50 - 18)/2 = 32/2 = 16. Dalam segitiga siku-siku ARD, \(AD^2 = AR^2 + t2^2\). \(34^2 = 16^2 + t2^2\). \(1156 = 256 + t2^2\). \(t2^2 = 1156 - 256 = 900\). \(t2 = \sqrt(900) = 30\) cm. Jadi tinggi trapesium ABCD adalah 30 cm. Luas ABCD = (1/2) * (AB + CD) * t2 = (1/2) * (50 + 18) * 30 = (1/2) * 68 * 30 = 34 * 30 = 1020 cm^2. Luas daerah yang diarsir = Luas ABCD - Luas EFGH = 1020 - 255 = 765 cm^2.
Buka akses pembahasan jawaban
Topik: Kesebangunan Bangun Datar
Section: Kesebangunan Trapesium
Apakah jawaban ini membantu?