Perhatikan gambar di bawah ini. Jika AB=6 cm dan BC=10 cm.

Soal ini tidak dapat diselesaikan tanpa gambar visual yang jelas untuk menentukan daerah yang diarsir dan hubungan antar lingkaran.

Pembahasan

Soal ini berkaitan dengan konsep luas daerah yang diarsir pada beberapa lingkaran yang saling tumpang tindih. Diketahui AB = 6 cm dan BC = 10 cm, serta AB, AC, dan BC adalah diameter lingkaran.

Mari kita analisis hubungan antar lingkaran:
1. Lingkaran dengan diameter AB = 6 cm. Jari-jarinya (r1) = 3 cm.
2. Lingkaran dengan diameter BC = 10 cm. Jari-jarinya (r2) = 5 cm.
3. Lingkaran dengan diameter AC. Karena B terletak di antara A dan C (implisit dari soal), maka AC = AB + BC = 6 cm + 10 cm = 16 cm. Jari-jarinya (r3) = 8 cm.

Luas daerah yang diarsir biasanya merujuk pada pola tertentu yang terbentuk dari irisan lingkaran-lingkaran tersebut. Tanpa gambar visual yang jelas mengenai daerah mana yang diarsir, sangat sulit untuk menentukan cara menghitungnya. 

Namun, jika kita mengasumsikan pola umum pada soal serupa, seringkali daerah yang diarsir adalah daerah yang dibentuk oleh irisan dua lingkaran yang lebih kecil di dalam lingkaran yang lebih besar, atau daerah yang merupakan selisih dari luas lingkaran-lingkaran tersebut.

Contoh Pendekatan (jika diasumsikan daerah yang diarsir adalah di dalam lingkaran BC tetapi di luar lingkaran AB dan AC, atau pola lainnya): 
Kita perlu menggunakan prinsip inklusi-eksklusi atau menghitung luas tembereng/juring jika sudut-sudut tertentu diketahui. 

Karena gambar tidak tersedia dan pola pengarsiran tidak dijelaskan, soal ini tidak dapat diselesaikan secara numerik.