Perhatikan segitiga A B C di samping. a. Segitiga ABC

a. Siku-siku (asumsi). b. 180 derajat. c. Tidak dapat ditentukan tanpa informasi tambahan. d. Tidak dapat ditentukan tanpa informasi tambahan.

Pembahasan

a. Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku karena salah satu sudutnya (sudut ABC) memiliki tanda siku-siku (meskipun tidak digambarkan secara eksplisit, konvensi penamaan titik sudut dan penandaan sisi menyiratkan hal tersebut jika ada gambar).
B. Jumlah besar semua sudut dalam segitiga selalu 180 derajat.
C. Jika sudut (ABC) = 50 derajat (ini bertentangan dengan asumsi segitiga siku-siku di B, namun kita ikuti soal), dan kita tahu jumlah sudut segitiga adalah 180 derajat, maka sudut BAC + sudut BCA + sudut ABC = 180 derajat. Tanpa mengetahui sudut BCA atau hubungan lain, kita tidak bisa menentukan sudut BAC. Namun, jika kita mengasumsikan ada kesalahan pengetikan dan sudut di B adalah 90 derajat (siku-siku), maka sudut BAC + sudut BCA = 90 derajat. Jika sudut (ABC) = 50, maka sudut BAC + sudut BCA = 180 - 50 = 130 derajat.

Jika kita mengabaikan poin 'a' dan menganggap ABC adalah sudut di B, dan ada informasi visual (gambar) yang tidak disertakan: Jika sudut ABC = 50 derajat, dan misalnya sudut BCA = 90 derajat (segitiga siku-siku di C), maka sudut BAC = 180 - 50 - 90 = 40 derajat. Jika sudut BAC = 50 derajat, dan sudut ABC = 90 derajat (segitiga siku-siku di B), maka sudut BCA = 180 - 50 - 90 = 40 derajat.

D. Jika panjang AB = 5 cm, untuk menentukan panjang BC, kita memerlukan informasi tambahan seperti jenis segitiga (misalnya sama kaki, sama sisi) atau panjang sisi lain dan besar sudut yang relevan untuk menggunakan aturan trigonometri (sinus, kosinus, tangen) atau teorema Pythagoras.